Skip to main content

'MELEBUNG' JAUH TERBANG TINGGI BERSAMA MUNTIJAH


'Muntijah Crew ' foto lokasi: Dermaga bandar sungai siak Melabung


"Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi...".๐ŸŽต  mungkin diantara pembaca ada yang sudah familiar dengan kalimat barusan yang merupakan lirik lagu di era tahun 90 han (ketahuan ya anak jadul ๐Ÿ˜Š) sengaja penulis plesetkan menjadi judul artikel ini "MELEBUNG JAUH TERBANG TINGGI BERSAMA MUNTIJAH" karena  pertama mendengar nama Melebung langsung pikiran jadi ingat masa SD hahaha ..

Melebung disini adalah nama sebuah kampung di kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, kawasan ini memang agak unik karena lokasinya terisolir dari kawasan Kota Pekanbaru dengan populasi penduduk sekitar 200 KK lebih, ditambah 200 KK lagi merupakan penduduk pendatang yang tidak menetap yang tinggal sebagai pekerja proyek di perkebunan sawit, Melihat lokasi dan kondisi kampungnya rasanya suatu hal yang ganjil jika disebuah Kota bahkan sekaligus ibukota provinsi masih ada kampung atau kelurahan yang letak kawasannya terisolir dan jika ditempuh harus berputar ke Wilayah perbatasan Kabupaten lain yaitu sebagian kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Siak artinya harus berputar melewati jalan lintas kota dan masuk lagi ke dalam kampung dengan harus melintasi jalan tak beraspal dengan kondisi tanahnya yang becek, licin dan bergelombang.

Sebenarnya ada juga jalan alternatif lain yang tak perlu memutar ke luar kota, namun tetap jalannya tak beraspal medannya sulit dan diwaktu tertentu kadang jalan ini tidak dibuka untuk pengendara umum hanya menjadi jalan khusus bagi aktivitas perkebunan sawit, atau ada pula jalur sungai yang merupakan lalu lintas utama masyarakat asli Melebung tentu di jamannya yang disaat kini era milineal tidak pula bisa menjadi solusi terbaik untuk jalur transportasi utama.
Ceremonial awal acara bakti sosial Qurban

Terus Apa juga hubungannya Malabung dengan Muntijah.??

Muntijah sendiri suatu komunitas Taklim dan amal sholeh  yang bergerak pada kegiatan keilmuan dan dakwah dimana pada tanggal 25 Agustus 2018, bertepatan dengan hari tasyrik ke-3 Idul Adha mengadakan bakti sosial di Kampung Melebung ini, dengan kegiatan utamanya menyalurkan hewan qurban sebagai bentuk jembatan ukhuwah dan kepedulian kepada saudara saudara yang tinggal dipelosok walaupun masih wilayah kota ๐Ÿ˜‚.

Alhamdulillah tahun ini Muntijah bisa menyalurkan hewan qurban sebanyak 5 ekor kambing sekaligus bersinergi dengan LAZISMU yang menyalurkan hewan qurban jauh lebih banyak. Sehingga total hewan qurban yang disalurkan sebanyak 3 ekor sapi dan 10 ekor Kambing.
Penyembelihan Hewan Qurban dari para mudhohi Muntijah


Apa pesan dan kesan tentang kegiatan qurban di kampung Melebung ??

Dengan mengikuti kegiatan dan tadabur langsung di lokasi bakti sosial ini banyak pembelajaran dan renungan yang kami dapatkan, dari mengenal warga di lokasi kampung yang terisolir yang memiliki problemanya  tersendiri, dari kurangnya SDM semisal Guru atau Ustadz untuk mengajar dan membina rohani warga, di Melebung ini hanya mengandalkan seorang ustadz saja dengan memborong semua tugas dari menjadi Imam sholat, khotib disetiap jumatnya, membina warga dan mengajar MDA dengan gedung MDA seadanya yang jauh dari kata layak dan ideal. 

Jadi kesan pesan sekaligus kesimpulan  yang penulis bisa sampaikan Melebung dengan populasi warganya  yang cukup banyak sekitar 400 KK namun sayang kondisi kampung secara fisik material maupun mental spiritualnya masih memprihatinkan dan membutuhkan kepedulian dari berbagai pihak.

Renungan.. ..

Ternyata satu Melebung saja peran dan lahan dakwah kita masih luas belum segmen dan kawasan lainnya dengan berbagai problemanya,  jawabannya tinggal kembali kepada kita adakah punya niat untuk terus menebar manfaat.. masihkah punya semangat untuk terus berjihad..?? Jawabannya ada dalam pikiran dan hati kita masing-masing. penulis hanya bisa dendangkan lagu 'anggun' sekali lagi  "Melambung jauh terbang tinggi bersama mimpi.."...๐ŸŽถYa semoga bisa... Bisa bersama mimpi -mimpi perubahan." Insya Allah .


Foto Bareng Team Muntijah




Comments

Popular posts from this blog

Simpang Tanjung Alam dengan Beberapa Titiknya

Bagi anda yang berdomisili di Kota Bukittinggi dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan namanya Simpang Tanjung Alam di kawasan Agam Timur, atau bagi anda yang sedang berencana melancong ke Bukittinggi dari arah Pekanbaru maka akan melewati simpang ini yang jaraknya  kurang lebih 3 KM sebelum masuk gerbang kota Bukittinggi. Anda boleh kenali beberapa titik yang bisa anda singgahi sekaligus 'nikmati'. Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda Masjid ini sangat pas untuk disinggahi para pelancong yang sedang berada dalam perjalanan jalur Pekanbaru - Padang, letaknya memang tidak dipinggir jalan raya sedikit masuk sekitar 100 meter dari simpang empat arah ke kapau,kalau dari arah Padang atau Bukittinggi sebelah kiri posisinya sebaliknya sebelah kanan kalau dari arah Pekanbaru. Masjidnya bagus dan bersih, halamannya cukup luas untuk parkir,  toilet serta tempat wudhunya terawat dan yang terpenting tidak pernah kekeringan air.  Bubur Ayam Bandung Bubur Ayam B

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  namanya adal

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota Bukit