Skip to main content

Merdeka itu Dengan Ikhlas Bukan Bebas

Oleh : Adin Sampurna



Merdeka secara umum memiliki pengertian suatu kondisi dimana  terbebas dari unsur tekanan, kekangan, atau bahkan paksaan oleh sesuatu yang datang merongrong. dimana maksud dari pengertiannya masih juga berbeda-beda dalam memaknainya.

Masih sangat banyak diantara kita mengartikan kemerdekaan itu sama halnya dengan kebebasan. Dan kebebasan itu adalah segala sesuatunya berarti bebas sebebas-bebasnya tanpa ada batasan dan rambu-rambu yang mengikat. ini yang bagi penulis namanya merdeka salah kaprah, karena bagi yang waras akal jiwanya merdeka itu adalah kebebasan yang terkendali dan terikat pada aturan norma masyarakat dan agama.

Dalam Islam tidak satupun kehidupan ini yang lepas dari aturan agama segala apapun amalan dan perbuatan dinaungi dalam ajaran islam tindak tanduk baik yang jasmani maupun ruhani yang ibadah khusus maupun yang ibadah muamalah ada aturan-aturannya. Misalnya masalah makanan dalam Islam ada yang haram artinya tidak segalanya bebas dimakan dan yang halalpun harus juga baik agar memiliki nilai sunah dan tentunnya juga etis dan wajar.

Dalam Islam perbuatan ruhanipun harus ada kekang kendalinya, semisal tidak boleh iri, dengki, dan hasad. Dan semua itu tentunya diberikan pagar dan batasan agar memberikan kebaikan sendiri bagi pribadi-pribadi yang taat yang betul-betul patuh sejati atas dasar ikhlas menjalaninya, inilah sesungguhnya puncak tangga kemerdekaan.

Sebenarnya bukanlah kebebasan bagi mereka yang menjalankan kehidupan semau dan seenak dirinya dengan menabrak segala rambu norma kehidupan, mereka yang bermaksiat kepada Tuhannya dan berkhianat pada keluarga, masyarakat dan bangsanya. Sesungguhnya mereka adalah jiwa-jiwa yang terjajah dan terkekang oleh hawa nafsunya, seorang yang narkoba misalnya, dia terpenjara oleh kecanduannya pada narkotika dan obat-obatan terlarang, begitupun mereka yang penjudi, pemabuk, pezina dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya mereka sejatinya diperbudak oleh prilaku buruk rongrongan para syetan durjana, maka  karugian dan derita yang akan didapat, dan malah justru jauh dari harapan cita-cita dari arti merdeka itu sendiri.

Merdeka yang benar berarti adalah bebas yang melawan dari segala macam perbuatan yang buruk dan merugikan bagi diri, keluarga dan masyarakat serta lingkungan alam raya, alias bebas yang tidak menabrak pagar batas.  Mematuhi aturan dan ajaran dengan penuh kesadaran tanpa merasa dipaksa itulah namanya  ikhlas sekaligus merdeka dalam beramal dan berbuat.Merdeka!.

Comments

Popular posts from this blog

Simpang Tanjung Alam dengan Beberapa Titiknya

Bagi anda yang berdomisili di Kota Bukittinggi dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan namanya Simpang Tanjung Alam di kawasan Agam Timur, atau bagi anda yang sedang berencana melancong ke Bukittinggi dari arah Pekanbaru maka akan melewati simpang ini yang jaraknya  kurang lebih 3 KM sebelum masuk gerbang kota Bukittinggi. Anda boleh kenali beberapa titik yang bisa anda singgahi sekaligus 'nikmati'. Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda Masjid ini sangat pas untuk disinggahi para pelancong yang sedang berada dalam perjalanan jalur Pekanbaru - Padang, letaknya memang tidak dipinggir jalan raya sedikit masuk sekitar 100 meter dari simpang empat arah ke kapau,kalau dari arah Padang atau Bukittinggi sebelah kiri posisinya sebaliknya sebelah kanan kalau dari arah Pekanbaru. Masjidnya bagus dan bersih, halamannya cukup luas untuk parkir,  toilet serta tempat wudhunya terawat dan yang terpenting tidak pernah kekeringan air.  Bubur Ayam Bandung Bubur Ayam B

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  namanya adal

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota Bukit