Hampir selalu kusempatkan melihat
kabar beritamu disaat luang dan leluasanya waktu, satu setengah tahun lamanya kabar
beritamu hanya bisa kuintip dan kuselidiki dalam ruang-ruang dunia maya tanpa
juga pernah ku respon hanya cukup kupandang dengan segala perasaan dan
kepenasaran serta rindu yang sengaja aku tahan.
Pada awal-awal perpisahan isi facebookmu
tak pernah bosan menampilkan status kerinduan dan kegalauanmu, fose fotomu di Gedung
Budaya, Museum tambang, wisata Kandi, Puncak Cemara, dan pabrik tua itu selalu memberi desiran dan pesonanya
tersendiri, akan segala nostalgia dan kerinduan pada kota kelahiranku Sawahlunto.
Kamu tentu ingat di saat kita
terjebak hujan lebat dalam kesempatan pertama kalinya aku memboncengmu dari Talawi menuju Sawahlunto aku tepikan motor untuk singgah berteduh sementara di
Pabrik tua.
“Pabrik tua ini bekas tambang
batubara “ kataku ketika itu memecah kecanggungan
“ O ya..?” responmu saat itu sambil mengembang
senyum seolah penasaran dan lucu dengan pernyataanku.
“Sebenarnya tanpa aku bilang
semua orang Sawahlunto tentunya tahu
tentang pabrik tua ini termasuk kamu, dan sebenarnya yang paling ingin
kutanyakan padamu adalah tentang senyummu yang telah membuat lindu di hatiku, “ keluku dalam hati
sambil malu menatapmu.
Namun pabrik-pabrik tua di kota
ini tetap sejarah penting bagiku yang menjadi sebab para kakek buyutku merantau
paksa digiring Belanda, melakukan eksodus untuk membuka alas, memecah bukit,
menggali gua, melubangi bumi sumatera. Dan aku inilah keturunannya yang terlahir
di ranah Minang ini.
“tapi kamu tahu kan, walau aku
lahir di sini aku tetap bukan asli Minang lho”. Kataku lagi
“Iya kamu kan Pujakesuma..Putra Jawa kelahiran Sumatra
haha..” serumu sambil tertawa memecah kecanggungan diantara kita hingga tak terasa
hujanpun mereda.
Masa-masa SMA memang selalu dipercaya banyak
orang memberikan romansa kenangan yang
menjadi nostalgia indah tersendiri, begitupun kita seperti orang kebanyakan.
Hingga akhirnya setelah SMA kita dijarangkan
untuk sering-sering berjumpa karna kota tempat kuliah yang berbeda aku kuliah
di Medan sedang kamu ke Bukittinggi berarti kita dipisah jarak sehari semalam
perjalanan darat, hanya tinggalah saling berjanji dan berpesan untuk sepakat
setia menjaga asmara yang telah diikrar semejak kelas XI di Puncak Cemara.
******
Masa kuliah dan aktivitasku di
kampus sedikit banyaknya telah memberi pencerahan dan perubahan baru yang
akhirnya berdampak dengan hubungan kita. Dan akupun telah menjelaskan bahwa
sebaiknya dan seharusnya kita putus dan tidak lagi mengenal pacaran untuk
menjaga sejauh-jauhnya dari godaan syahwat dan maksiat, sehingga membuat kamu Ngambok dan uring-uringan mencurigaiku
tidak setia dan selingkuh itu menurut bahasamu, Ah..betapa lugunya saat itu.
Hingga akhirnya tragedi yang paling
duka menimpaku, bapak terkubur longsoran waktu kerja ditambang, aku yang sudah
tidak punya ibu lengkaplah sudah menjadi yatim piatu. Sehingga aku memutuskan
berhenti kuliah dan ingin mandiri dengan bekerja merantau ke pulau Jawa.
“kenapa harus ke jawa” katamu
saat itu
“Aku ingin tahu negri leluhurku ”
jawabku singkat.
Kepergianku sebenarnya dihalangi
semua orang para tetangga dan rekan kerja Bapak yang sudah seperti karib
kerabat sendiri, dan termasuk ayah bundamu, namun aku tetep meyakinkan bahwa
aku ingin merantau sembari menapak tilas kampung kakek buyutku aku merasa yakin
saat itu dengan pilihan sikapku.
********
Siang di Karawang udaranya yang
panas membuat aku betah berlama-lama di Warnet yang disejukan AC dan di temani teh
botol dingin dan roti donat yang mulai tengik, ternyata sudah 2 jam aku masih asik
menghadapi monitor tidak terasa satu jam lagi aku harus segera kerja shif sore
sampai tengah malam, dan kemungkinan lembur juga sampai pagi.
Dan statusmu tentang undangan
walimatul ‘ursy sejak dari tadi hanya aku tatap dan ku baca berulang kali, ah..apa
yang harus ku tuliskan..? ada perasaan yang serba salah yang saat ini aku
rasakan namun anehnya aku tetap senang dengan kabarmu ini, tapi sekali lagi aku
tak bisa berkomentar apa-apa, akhirnya aku putuskan untuk menyetujui salah satu
komentar teman kita di statusmu
“Barakallaahu laka wabaraka’alaika wajama’a fii khair smoga jadi
keluarga SAMARA Ren..”
Dan aku klik tulisan LIKE
yang tertera di bawah komentarnya sebelum ku tutup biling untuk pergi dari
warnet ini.
Surau laut,Bukittinggi tengah tahun 2014.
Ye Je Sampurna
Comments