Sebuah Catatan Perjalanan Rihlah Qubra Muntijah 2018
Menjelang Dzuhur rombongan rihlah Muntijah Community mulai merapat dan memasuki pelabuhan Pakning. Siang hari udara disekitar pelabuhan terasa panas, antrian parkir kendaraan tampak ramai, rapat dan panjang, lusuh di raut muka mulai terasa, sesekali tanganpun sibuk menyeka wajah yang banjir dan basah oleh keringat, rasa dahaga dan sinyal perut yang lapar mulai melancarkan protesnya, seolah semuanya ingin mencoba menambah ujian kesabaran perjalanan kami. Namun seperti sebelumnya, semua itu tetap tak menyurutkan dan mengurangi semangat dan keceriaan dalam menikmati kebersamaan perjalanan ini, kami tetap kompak antusias untuk sampai ke tujuan rihlah tahun 2018 kami menuju Pulau Bengkalis.
Agak meleset memang dari rencana, jadwal berangkat Shubuh dari Pekanbaru yang mengambil titik kumpul di Masjid Melebung, dalam perjalanannya mengalami gangguan, satu mobil rombongan kami mengalami mogok di tengah perjalanan, akibatnya terhambat waktu beberapa jam lamanya, awal rencana yang ditargetkan sampai Pakning pukul 9 pagi menjadi telat 2-3 jam, dan bahkan setelah coba di derek, keputusan akhirnya dengan terpaksa satu mobil harus kami tinggalkan, Alhamdulillah melalui kolega mitra sesama kader aktivis dakwah mobil bisa kami titipkan dengan aman tanpa meninggalkan rasa khawatir. dan solusi berikutnya kamipun harus mengatur ulang formasi penumpang membaginya kebeberapa mobil yang masih dirasa luang untuk ditambah tumpangan.
Setelah menunaikan Sholat dan menunggu beberapa jam, kapal Roro yang ditunggupun sudah tampak merapatkan tubuh besar perkasanya ke dermaga, seraya membuka lambungnya menyediakan ruang untuk diisi penuh muatan, terlihat para ABK (anak buah kapal) tampak berbagi tugas kerja dengan cekatan, dan rasa antusias mulai menjalar hadir didiri kami terutama anak-anak yang penasaran untuk segera menaiki kapal dan merasakan bagaimana keseruan berdiri dan duduk di geladak kapal Roro, Suatu pengalaman perjalanan yang menarik tentunya dimana menjadi kombinasi perjalanan darat dan laut yang pertama kalinya dalam sejarah rihlah Qubro tahunan kami, sambil membayangkan dalam benak kami mungkin tahun depan perjalanan yang sama berulang kembali dengan tujuan pulau yang berbeda atau malah menyebrang ke negri jiran, atau bisa jadi plus perjalanan melalui udaranya seperti umroh bersama misalnya ke tanah suci. Masya Allah, InsyaAllah Biidznillah..😇😊
Ditengah perjalanan Pekanbaru - Bengkalis salahsatu mobil mogok dan harus diderek. |
Kebun Anggur "Madina Garden"
Kurang lebih 1 jam di atas kapal Roro, Pulau Bengkalis sudah Tampak dekat dan jelas, Roropun mulai mengurangi lajunya dan merapat kesalahsatu dermaga, sebagian penumpang sudah sibuk turun ke arah lambung kapal menuju ke tempat kendaraannya di parkir. Tatkala kapal sudah benar merapat dan jembatan penyebrangan sudah bersandar di dermaga, penumpangpun mulai perlahan antri keluar kapal dan memasuki daratan pulau Bengkalis.Kemudian sekitar 10 menit tidak jauh dari pelabuhan rombongan kami singgah dahulu di rumah orang tua sahabat kami asli putra Bengkalis, sekedar mampir untuk bersilaturahmi sambil sejenak melepas penat berkendaraan. Kami singgah di sebuah rumah sederhana yang Asri berhalaman cukup luas, dan yang membuat kami takjub adalah halaman belakang rumah yang terdapat kebun Anggur, yang tumbuh subur dan rindang bahkan sebagian pohonnya sudah lebat berbuah, kebun yang bernama "Madina Garden" ini seolah menepis kemustahilan dalam pikiran kami, bahwa ternyata di pulau yang berhawa panas, yang payau airnya, dan tidak ada sejarahnya orang bisa bertanam anggur, tapi faktanya di depan kami pohon Anggur bisa tumbuh dengan subur dan berbuah, tentu hal ini karena kesungguhan dan ketelatenan dalam menanam dan merawatnya suatu insfirasi bagi kami tentunya sebuah passion dan totalitas contoh dari Bapak sahabat kami ini dalam berkebun.
Mengabadikan Moment di Madina Garden |
Pantai Selat Baru Dan Senja Yang Meninggalkan Rindu
Setelah cukup beristirahat dan menikmati sejuk dan indahnya kebun anggur, selanjutnya kami meneruskan perjalanan untuk memenuhi undangan jamuan makan siang di rumah salah satu putranya atau adik dari sahabat kami yang asli bengkalis ini, dengan melanjutkan perjalanan ke arah jantung kota Bengkalis dan masuk menuju komplek perumahan dinas Ketua dan Wakil Ketua DPRD, dengan antusias dan senang hati kami menerima undangan dan menikmati jamuannya, Alhamdulillah kebanggaan tersendiri kami rasakan bisa bertandang langsung ke rumah dinas pejabat legislatif di Kota Bengkalis.Selanjutnya setelah cukup makan dan beramah tamah, kami memutuskan untuk langsung ke Pantai Selat baru sebelum singgah ke tempat penginapan. Setengah jam menuju lokasi objek wisata pantai yang dikenal terindah kedua setelah pantai Rupat, menjadi waktu untuk mengejar moment berharga, Alhamdulillah kami semua masih cukup menikmati indahnya panorama Pantai Selat Baru di senja hari walaupun masih terasa kurang, diantara kami ada yang mencari spot berfoto, beberapa diantaranya bermain layangan, dan sebagaian anak-anak asyik bermain ombak dan air laut, senja dengan lembayung berwarna jingga semakin surut dan waktu Magribpun segera tiba, rasa penasaran dan rasa betah menikmati pantai kami relakan dahulu untuk ditinggalkan, biarlah sementara menjadi kerinduan kami untuk kembali dilain waktu, menikmati pantai Selat Baru dalam pesonanya yang indah di waktu senja.
Suasana Pantai Selat Baru menjelang Senja. |
Hotel Wisata, Taman Kota, Pantai Marina dan Cinta Yang Belum Tuntas
Hotel tempat menginap kami berada di pusat kota bersebrangan dengan Masjid Agung Istiqomah, namanya Hotel Wisata Ada 12 kamar yang kami booking dengan harga rata -rata 250.000, per malam cukup standar dimana kami bisa beristirahat dengan nyaman dan privasi, Shubuh hari kamipun bisa sholat ke masjid Agung Istiqomah, selepas shubuh dan setelah zikir dan do'a pagi kami mencoba berjalan-jalan disekitar kota bengkalis. Banyak kedai-kedai kopi yang buka dan ramai pengunjung, yang isinya kaum lelaki sepertinya sajian kopinya begitu istimewa, dan minum pagi sepertinya sudah menjadi budaya warga kota ini. Ada hasrat untuk menikmati hidangan kopi, namun tidak jadi kami hanya menyempatkan memesan sate khas padang untuk sarapan pagi, lalu segera bergegas pulang ke hotel kembali untuk mandi.Sekitar pukul 8 pagi kami berkumpul di Taman Kota di dekat Pantai Marina, menyantap sarapan pagi menu sate padang, sebagaian yang sudah sarapan mulai asyik bermain layangan, dan sebagiannya berfoto dan bermain disekitaran taman kota yang dibuat apik, tiba-tiba salah seorang panitia memanggil dan berseru untuk kumpul, "Waktunya Main Games.. " satu permainan mulai dikenalkan games untuk anak terlebih dahulu, peserta mulai dibagi untuk berlomba, permainanpun dimulai dan keseruanpun semakin bertambah, berlanjut lagi ke games untuk pasangan, "Tebak Kata". suasana menjadi tambah heboh satu pasangan diuji dalam keserasian berkomunikasi dengan kode dan isyarat tubuh untuk bisa menjawab dengan benar soal kata yang ada dalam secarik kertas..tapi sayangnya lagi-lagi waktu tidak mengizinkan kami untuk berlama-lama menikmati kebersamaan dan keseruan di kota Jungjungan ini, bahkan kamipun harus bergegas kembali meninggalkan Pulau Bengkalis. beberapa agendapun harus coba kami pangkas dan salahsatunya seperti acara tukar kado kami laksanakan di Musholla di Pelabuhan, sembari menunggu kapal Roro datang untuk menyebrangkan kami ke Pakning, Perjalanan ini memang tetap menyenangkan dan berkesan namun seperti menyimpan rasa kepenasaran yang belum tertuntaskan, dan semoga itu adalah pertanda cinta akan ukhuwah diantara kami.
Berfoto di Pantai Marina Kota Bengkalis |
Pulang dan Mampir di Kota Siak Sri Indrapura
Tepatnya jam 2 siang kami sudah berada kembali di daratan luas sumatera perjalanan pulang menuju Pekanbaru kami agendakan untuk mampir dahulu di Kota Siak, tidak banyak yang bisa kami lakukan rombongan konvoi kamipun sudah tercecer cukup berjauhan, Suasana sore hari di kota siak sepertinya cukup mengobati kelelahan perjalanan kami, yang belum selesai. sambil menunggu kawan yang lain yang belum tiba kami mencoba untuk menikmati Kota Siak dengan mencari spot berfoto di sekitar Tugu Naga Bertangkup, menikmati keindahan sungai siak di tepi bandaran Sungai jantan, melihat Istana yang megah berwibawa dan berjalan jalan di halaman sekitar taman. dan sejenak menikmati jajanan yang dijajakan para pedagang kaki lima sekitar taman istana.******
Kesan, pesan dan harapan dalam perjalanan rihlah kali ini adalah bahwasanya Kami bisa mengambil banyak hikmah dari mulai proses awal perencanaan hingga dalam pelaksanaanya, Rihlah menunjukan dan mengajarkan pentingnya sebuah ukhuwah dimana belajar memahami saudara (tafahum), dan belajar memberi solusi untuk saling membantu (ta'awun), semakin terasa dalam perjalanan kebersamaan dan keakraban yang kami rasakan, Rihlah juga banyak memberi insfirasi dan pengalaman dari hasil tadabbur dan menangani segala problematikanya, dan harapannya semoga Ukhuwah dalam keluarga Besar Muntijah kedepannya semakin kuat dan langgeng hingga Akhirat nanti. Aamiin.
Pekanbaru, di penghujung tahun 2018
👉WUJUDKAN KLINIK CUCI DARAH UNTUK DHUAFA
Comments