Skip to main content

Jajang Nurjaman Sang Pelatih Kebanggaan Bobotoh



DJANOER
Memberi kontribusi sekaligus bukti adalah suatu kebanggaan bagi setiap orang, itu yang teraktualisasikan dalam pribadi Djanur (Djadjang Nurjaman), sebagai seorang insan olahragawan khususnya sepak bola, beliau mampu menjadi kebanggaan Bobotoh karena bisa merealisasikan harapan dari kontribusinya sebagai Pemain, Asisten Pelatih, dan sekarang sebagai pelatih.

Djajang Nurjaman Putra Sunda kelahiran Majalengka 17 Oktober 1964 menjadi kebanggaan tersendiri bagi para bobotoh dan umumnya warga Jawa Barat. Memiliki catatan yang hebat di PERSIB, Dimana sebagai pemain Kang Djanur pernah merasakan manisnya meraih Juara Kompetisi Perserikatan sebanyak tiga kali tahun 1986, 1990, 1994.

Dan hebatnya Kang Djanur sendiri yang menyumbang gol penetu di Final tahun 1986 saat mengalakan Perseman Manokwari, lalu saat juara tahun 1990 menyumbang assist cantik untuk gol ke dua PERSIB atas PERSEBAYA.

Saat PERSIB Juara Liga Indonesia Pertama tahun 1995 Kang Djanur bertindak sebagai Asisten Pelatih hingga tahun 1996, selanjutnya dia lebih fokus melatih PERSIB yunior namun pernah dipercaya kembali untuk menjadi asisten pelatih saat PERSIB di arsiteki Arcan Iuri setelah itu Kang Djanur memulai pengembaraannya melatih Klub-Klub  di luar PERSIB hingga akhirnya diminta kembali ke PERSIB dan dipercaya untuk  menjadi Pelatih Kepala di tahun 2013.

Kembalinya Kang Djanur akhirnya mampu menjawab harapan para bobotoh yang sudah lama menantika gelar juara setelah 19 tahun lamanya PERSIB tak pernah mampu merebut kembali mahkota juara Liga Indonesia. Tahun 2014 setelah mengalahkan PERSIPURA di Final lewat adu Finalti semakin meyakinkan kiprah Kang Djanur bagi PERSIB dan tahun 2015 menambah koleksi dengan menjuarai Piala Presiden.

Kang Djanur dengan gayanya yang low profile justru telah mampu mempadukan kesolidan team membangun kedekatan dan kekeluargaan dengan Kultur Sundanya ternyata mampu mengembalikan Romantisme dan kejayaan PERSIB.  Haturnuhun Kang Djanur semoga  PERSIB Juara lagi.

"Menjadi pelatih PERSIB itu berat karena banyak tekanannya, tapi saya berani mengambil resiko karena saya tertantang sebagai asli lahir, dididik dan besar bersama PERSIB saya ingin membuktikan bahwa pelatih lokal juga bisa" - Djanur -



*disarikan dari berbagai sumber


Comments

Popular posts from this blog

Simpang Tanjung Alam dengan Beberapa Titiknya

Bagi anda yang berdomisili di Kota Bukittinggi dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan namanya Simpang Tanjung Alam di kawasan Agam Timur, atau bagi anda yang sedang berencana melancong ke Bukittinggi dari arah Pekanbaru maka akan melewati simpang ini yang jaraknya  kurang lebih 3 KM sebelum masuk gerbang kota Bukittinggi. Anda boleh kenali beberapa titik yang bisa anda singgahi sekaligus 'nikmati'. Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda Masjid ini sangat pas untuk disinggahi para pelancong yang sedang berada dalam perjalanan jalur Pekanbaru - Padang, letaknya memang tidak dipinggir jalan raya sedikit masuk sekitar 100 meter dari simpang empat arah ke kapau,kalau dari arah Padang atau Bukittinggi sebelah kiri posisinya sebaliknya sebelah kanan kalau dari arah Pekanbaru. Masjidnya bagus dan bersih, halamannya cukup luas untuk parkir,  toilet serta tempat wudhunya terawat dan yang terpenting tidak pernah kekeringan air.  Bubur Ayam Bandung Bubur Ayam B

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  namanya adal

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota Bukit