Skip to main content

Ke Pakan Ahad Setiap Minggu

Pasar Pakan Ahad tampak depan.

"Hari Ahad akhir Pekan..Ke pakan Ahad membeli Ikan.." 

Salah satu Rutinitasku di Akhir Pekan ialah mengantar istri belanja ke Pakan Ahad, yang merupakan  pasar tradisional di kawasan Koto Baru tidak jauh dari tempat tinggalku.






Parkiran Motor
Pekan Ahad menurutku Pasar Tradisional yang terbilang rapih dan tertata dengan baik. Hasil renovasi pasar yang masih baru ternyata diikuti penataan pasar yang lumayan tertib sehingga memberikan kondisi pasar jauh lebih nyaman dan juga aman.

Kalau mau dibanding-banding dengan pasar yang terdekatnya yaitu Pakan Sabtu di kawasan Biaro jauh sangat dech..

Walau Pasar Biaro letaknya jauh lebih strategis di pinggir jalan lintas namun karena mungkin tidak terkelola jadi tampak kumuh dan tidak asri suasana seperti becek, semrawut, sumpek, bercampur aduk dengan macam-macam barang dagangan yang acak-acakan..

Salah satu los penjual ikan kering
Salah satu yang aku suka dari Pakan Ahad tempat parkiran motornya yang terletak persis di muka pasar, menurut saya ini pas banget biar gak jauh-jauh nenteng belanjaan kan lumayan capek juga kalau tempat parkirnya jauh apalagi pakai acara nyebrang jalan segala.

Los Sayur memanjang rapi
Tapi yang penting lagi tempat parkir di Pasar Ahad tertata rapi dan tidak becek serta dijaga petugas yang cekatan melayani dan mengatur kendaraan para pengunjung pasar.

Di dalam pasarnya los-los tempat penjual juga tertib dan tertata ada tiga los utama, dimana paling depan adalah los kuliner jajanan dan perabotan dapur, selanjutnya berada di tengah yaitu los penjual sayuran, buah-buahan, dan aneka bumbu, lalu yang terletak paling belakang adalah los penjual daging dan Ikan segar.

SEKARANG ZAKAT SEMUDAH MENGGERAKAN JEMARI >>ZAKATPEDIA.COM<<

Untuk los tempat penjual ikan-ikanan (maksudnya dari ikan kolam, ikan laut, dan macam2 ikan seperti Udang, Belut dsj) berada di koridor khusus yang berlapak tembok permanen hingga ke lantai supaya lebih mudah kering dan mudah membersihkannya.

Keramahan pedagang sayur

Kue Bandros ala Minang
Biasanya kalo sedang belanja saya sama istri memulai urutan belanjanya ke los paling belakang dahulu membeli ikan atau daging selanjutnya belanja sayur dan bumbu sengaja demikian karena yang utama membeli lauknya dan sayuran dan bumbu untuk melengkapinya bukan?

Namun yang paling saya sukai prosesi terakhir yaitu masuk los jajanan membeli ketupek  atau lontong sayur ditambah membeli gorengan serta  kue Bandros kesukaanku sebagai bonus dari Nyonya Rumah atas jasa pengawalan dan kuli angkut barang belanjaan hehe..

Jangan bayangin seperti di sinetron Preman Pensiun. Intinya kalo udah sampai di los ini saya cukup bisa bernafas lega berarti prosesi belanja di pasar sudah beres tinggal pulang.

hehehe ..bebas euy...




















Comments

Popular posts from this blog

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota B...

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...

Simpang Tanjung Alam dengan Beberapa Titiknya

Bagi anda yang berdomisili di Kota Bukittinggi dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan namanya Simpang Tanjung Alam di kawasan Agam Timur, atau bagi anda yang sedang berencana melancong ke Bukittinggi dari arah Pekanbaru maka akan melewati simpang ini yang jaraknya  kurang lebih 3 KM sebelum masuk gerbang kota Bukittinggi. Anda boleh kenali beberapa titik yang bisa anda singgahi sekaligus 'nikmati'. Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda Masjid ini sangat pas untuk disinggahi para pelancong yang sedang berada dalam perjalanan jalur Pekanbaru - Padang, letaknya memang tidak dipinggir jalan raya sedikit masuk sekitar 100 meter dari simpang empat arah ke kapau,kalau dari arah Padang atau Bukittinggi sebelah kiri posisinya sebaliknya sebelah kanan kalau dari arah Pekanbaru. Masjidnya bagus dan bersih, halamannya cukup luas untuk parkir,  toilet serta tempat wudhunya terawat dan yang terpenting tidak pernah kekeringan air.  Bubur Ayam Bandung Bubur ...