Skip to main content

Asyiknya Berwisata Bahari ke Pantai Carocok


Di Bukit Langkisau berlatarkan panorama lautan barat Sumatra

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang juga kami semua menyambut gembira karena rencana wisata pada saatnya terlaksana juga,Kami satu team teman  kerja sebanyak 20 orang  pergi rihlah (berekreasi) ke objek wisata Pantai Carocok di Pesisir Selatan  masih di kawasan  Sumatra Barat.

Jarak tempuh dari Bukittinggi kurang lebih menempuh waktu 5 jam perjalanan, melewati kota Padang dan melalui jalan Profinsi jalur ke Bengkulu yang  menepi di sisi-sisi pesisir Sumatra Barat menuju Kota Painan. Perjalanan  cukup melelahkan kamipun tiba sudah menjelang sore, tanpa membuang kesempatan kami langsung  singgah ke Pantai Carocok sekedar menikmati panorama pantai disore hari, akhirnya tak terasa rasa  penatpun  terobati dengan berjalan-jalan dipingir pantai dan di atas dermaga sambil berfoto-foto ria,  Magribpun menjelang  tiba, kami sepakat memutuskan untuk segera pergi ke penginapan di Kota Painan yang sudah dipesan satu hari sebelumnya. Penginapannya sederhana namun cukup  Asri kami mendapat kamar yang masing-masing diisi 2 orang sesuai kapasitas kamar yang terdiri 2 bed.

Setelah bersih-bersih mandi dan Sholat, sesuai rencana kami mengisi malam dengan memasak nasi, membuat Kopi, dan yang  sangat seru memanggang  Ayam, “ah sayang juga kita tak dapat Ikan Laut tadi di Pantai, kalo dapat bisa  menyantap Ikan Laut Bakar” imbuh  seorang kawan kami berceloteh. Suasana hangat dan aroma Ayam Bakar membuat kami semakin lapar dan tak sabar untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Ternyata ayam bakar resep temanku lezat juga untuk kami santap sebagai hidangan makan malam. Sehingga perut kenyang dan lelahnya perjalanan siang membuat mata berat mengundang kami untuk masuk ke kamar masing-masing.

Keesokan harinya kami sama – sama sholat Shubuh berjamaah di masjid yang  dekat dengan penginapan, sepulang dari masjid kami sarapan pagi seadanya dan tanpa mandi terlebih dahulu bersama-sama penuh samangat pagi untuk pergi bermain di Pantai Carocok, mobilpun sudah dipanaskan kamipun pergi menuju Bukit Langkisau terlebih dahulu untuk melihat panorama Pantai Carocok dari atas, terdengar berkali-kali mulut teman-teman bergumam mengucap kalimat thoyibah, “Subhananllah begitu indahnya karya lukisan Allah.”  Setelah puas menyedapkan pandangan menikmati panorama bahari kamipun turun menuju pantai dengan target menyebrang pulau terdekat, pulau elok yang dibingkai pasir putih nan bersih.

Horee,  ayo go..go.. menuju pulau” teriak kami saat naik perahu nelayan, perahu yang kami carter murah hanya Rp 15.000,-/kepala  Pulang- Pergi. Diatas perahu kami semua senang menikmati hembusan angin laut dan menatap air laut yang berwarna biru marun dengan dasarnya yang tampak membayang sungguh menakjubkan, perjalanan menuju pulau berpasir putihpun hanya ditempuh kurang lebih seperempat jam perjalanan.

Tiba di pulau salah seorang  teman  segera melempar bola futsal di pantai kamipun  menyambutnya tanpa babibu segera berbagi menjadi 2 tim yang saling berhadapan, gawangnya hanya dibuat  dari batang ranting ,pertandinganpun di mulai tanpa wasit dan kami bermain dengan penuh canda saat bola menyisir sisi pantai dan menyentuh air laut spontan diantara kami ada yang berulah menerjang kawan yang sedang menggiring bola hingga tercebur di air laut, sehingga suasana semakin tidak sportif lagi teman yang belum basah-basahan segera dikerubuti dan digotong ramai-ramai lalu  diceburkan ke laut tanpa ampun. Setelah puas bermain Futsal puncaknya adalah naik Banana Boat,  ternyata Asik juga naik Banana Boat berdelapan orang kami bisa berteriak-teriak diatas riak gelombang air laut. Sehingga akhirnya kamipun dipentalkan Banana Boat terjun bersama-sama mandi di laut wuih asinnya air laut namun kami begitu menikmatinya “Pantai Carocok memang oke..” seru saya didalam hati. (Adin)
"Kami Relawan PKPU siap menerjang badai.."

Berpose berlatar Panorama Pantai Carocok

Jembatan Akar Pesisir Selatan

Comments

Popular posts from this blog

Simpang Tanjung Alam dengan Beberapa Titiknya

Bagi anda yang berdomisili di Kota Bukittinggi dan sekitarnya tentu tidak asing lagi dengan namanya Simpang Tanjung Alam di kawasan Agam Timur, atau bagi anda yang sedang berencana melancong ke Bukittinggi dari arah Pekanbaru maka akan melewati simpang ini yang jaraknya  kurang lebih 3 KM sebelum masuk gerbang kota Bukittinggi. Anda boleh kenali beberapa titik yang bisa anda singgahi sekaligus 'nikmati'. Masjid Nurul Huda Masjid Nurul Huda Masjid ini sangat pas untuk disinggahi para pelancong yang sedang berada dalam perjalanan jalur Pekanbaru - Padang, letaknya memang tidak dipinggir jalan raya sedikit masuk sekitar 100 meter dari simpang empat arah ke kapau,kalau dari arah Padang atau Bukittinggi sebelah kiri posisinya sebaliknya sebelah kanan kalau dari arah Pekanbaru. Masjidnya bagus dan bersih, halamannya cukup luas untuk parkir,  toilet serta tempat wudhunya terawat dan yang terpenting tidak pernah kekeringan air.  Bubur Ayam Bandung Bubur Ayam B

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  namanya adal

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota Bukit