Getih Suci nyiram bumi.. Tulang setra mulang lemah ..babakti nyungkem
pertiwi..cikal Bugang putra bangsa..
Sebait lagu lama ini dahulu kerap
saya dengar ketika saya masih kecil
belum masuk SD masa di awal-awal tahun 80han, Ibuku Almarhum suka
menembangkannya saat menjelang tidur, dan menceritakan dan mengkisahkan maksud
lirik lagu yang menceritakan seorang Pemuda bernama Mohammad Toha, Pejuang dari
Bandung Selatan yang rela gugur menjadi pahlawan kusuma bangsa dengan meledakan
dirinya di Gudang persenjataan Belanda.
Hari Pahlawan tahun ini,entah kenapa membuka kenangan saya akan masa kecilku yang indah bersama
Ibuku, pada salah satu Dendang dan
dongeng sebelum bobonya, tentang sosok
patriot dayeuh kolot Moh. Toha. Pahlawan Bandung Selatan ini, memang sosok legenda masyarakat
Jawa Barat khususnya Bandung , walau sejarahnya tidak dipopulerkan dalam
buku-buku sejarah Nasional. Namun justru bagi saya pribadi dan umumnya
masyarakat Sunda tatar Jawa Barat Moh. Toha menjadi sosok Pahlawan yang luar
biasa karena dari pengorbanan dan
keberaniannya, dengan membayangkan kisah yang pasti heroiknya jika digambarkan,
bagaimana tidak , mungkin hanya ada satu diantara seribu pejuang yang mampu menyusup kedalam Gudang Persenjataan
yang dijaga ketat musuh,dan rela meledakan dirinya hingga tubuhnya luluh lantak berkeping-keping bersama
gelegar dan hancurnya gudang senjata musuh yang membuyarkan rencana Belanda
yang akan membumihanguskan Bandung Selatan.
Suatu Kisah Kepahlawanan yang
luar biasa yang sebenarnya penting menjadi insfirasi bagi kalangan anak muda
para tunas bangsa saat ini, dimana kondisi krisis patriotisme di negri ini
membutuhkan adanya upaya menghembuskan kembali tiupan-tiupan semangat
kepahlawanan, semangat perjuangan, pengorbanan dan nasionalisme yang dibutuhkan
agar tegak kembali mental patriotik bangsa ini di tengah jiwa dan mental bangsa yang dilanda dekadensi
moral, Hedonisme , yang lupa akan jati dirinya sebagai karakter Pejuang.
Sehingga sudah semestinya dibangun kembali setidaknya dengan sejarah romantisme
perjuanganr para Pahlawan masa lalunya.
Seharusnya sejarah kepahlawanan
bangsa ini menjadi kebanggaan bagi kita dari kisah-kisah heroic dan kesungguhan
mereka dalam merebut kemerdekaan demi anak cucunya yaitu kita-kita ini yang menikmati
perjuangannya, dan bagi kita yang masabodoh dengan sejarah semoga perkatan Bung
Karno mampu menjadi sindiran dengan istilah yang sangat popular “Jasmerah” jangan
sekali-sekali melupakan sejarah Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan para
Pahlawannya. Tentu Hal ini memang diperlukan suatu upaya yang sungguh-sungguh
dari segenap individu bangsa ini, dari mulai para elit dan tak terkecuali
masyarakat bawah terutama tentunya dalam upaya internalisasi semangat
Kepahlawanan pada para pemuda generasi penerus bangsa.
Dan akhirnya dalam hal ini sayapun
merasa menemukan tiga kebanggan sekurang-kurangnya sebagai modal membangkitkan
kembali patriotisme dalam diri saya , yaitu
Bangga pada Sosok Pemuda Moh. Toha sebagai insfirasi kepatriotan dari
sosok pemuda yang terang-terangan memilih syuhada demi kemerdekaan bangsanya
dari cengkaraman penjajah, Bangga pada Ibuku
sebagai sosok Ibu yang baik dan menyenangkan sebagai Insfirasi dalam
mendidik tunas bangsa selanjutnya setidaknya dalam pendidikan keluarga bagi anak-anakku
nantinya, dan bangga pada jamanku jaman yang masih kudapatkan dalam sebagian
masa kecilku, dimana jaman kesederhanaan hidup di desa yang belum ada listrik,
dan belum memiliki hiburan tontonan
layar kaca, tapi mengenalkanku pada kenangan-kenangan manis mendengarkan Kisah, Dongeng, nasihat dari Ibu, Ayah, dan
kakak. Masa yang sulit lagi kita temukan di era komunikasi canggih masa kini,
Selamat hari pahlawan, Nyatana Pahlawan
Toha, Pahlawan Bandung Selatan, Patriot ti Dayeuhkolot, Tugu diwangun ngajadi saksi. (adin)
Comments