Skip to main content

Menjadi Amil Husnul Khotimah

Tahun baru hijriyah sudah sebulan berlalu tapi masih segar teringat tentang kabar duka di awal tahun Islam wafatnya Ustadz Insan Mokoginta Pakar Kristologi yang konsen dengan Dakwah Eksternalnya pada kaum kafir (non muslim) khususnya umat Nasrani.

Ada rasa duka karena kehilangan dan juga rasa cemburu pada sosoknya yang menginspirasi. 


Cemburu kenapa? Karena beliau meninggalnya Husnul Khotimah.. faktanya memang begitu, mantan mualaf yang dikenal baik dan gigih berdakwah dalam menyampaikan kebenaran Islam masyaAllah wafat saat tukmaninah sholat sunah bakdiyah magrib di hari Jumat awal tahun Hijriyah di dalam Rumah Allah (Masjid).

Kejadian yang membuat pikiran ini pantas untuk merenung serta tulus bertanya tanya dalam kalbu bisakah saya meninggal seperti itu? Bagaimana akhir hayatku apakah sama sedang dalam keadaan beribadah misalnya menghembuskan nafas terakhir saat sujud sholat, waktu sedang tilawah, ketika berpuasa, atau di tanah suci saat umroh dan haji.

Bukankah kata Rasul seorang akan diwafatkan sesuai kebiasaannya? Lalu kembali bertanya apa yang menjadi kebiasaan kita?

Insyaallah aktivitas keseharian adalah mengedukasi dan mengajak para agniya menjadi dermawan yang mau berbagi dan peduli, membantu dan memberdayakan kaum dhuafa untuk terentaskan. berperan besar untuk bisa mengurangi kesenjangan sosial membangun kesejahteraan ummat  singkatnya sebagai agen kebaikan yaitu amil zakat!

Teringat akan hadits yang berbunyi "Orang yang bekerja sebagai Amil Zakat dengan benar seperti orang yang berperang di jalan Allah hingga Ia kembali ke rumahnya." (Sahih Sunan Abu Daud no. 2936). 

Artinya saat seorang amil zakat wafat di waktu bekerja dia ibarat mujahidin yang mati dalam keadaan syahid fisabilillah. Alhamdulillah patut bersyukur sebenarnya begitu besar peluang dan kesempatan untuk meninggalkan dunia dalam Husnul Khotimah bagi seseorang yang 9 jam setiap harinya bekerja sebagai seorang Amil Sejati.

Peluang yang terbuka itu hanya butuh kesungguhan dalam bekerja menjaga sikap ikhlas dan totalitas saja, selalu meluruskan niat untuk mencari keridhaan Allah semata. Serta tambahan yang harus juga dibangun dimana ada sisa 15 jam diluar waktu bekerja saat istirahat di rumah waktu ditengah keluarga untuk bisa berusaha menjadi pribadi yang sholeh yang kuantitas dan Kualitas ibadahnya terjaga senang mengisi dan menghiasi malamnya dengan banyak zikir bermunajat. Lalu esok harinya kembali lagi keluar rumah dengan gagah mengisi waktunya dengan bekerja penuh semangat sebagai pejuang zakat sehingga siang dan malamnya tak ada lagi ruang kesiasiaan, maka harapan besar untuk husnul khotimah itu sangat mungkin terwujud, InsyaAllah .

Allahumma inni as aaluka husnul khotimah. Ya Allah ya mujibassailiin. Aamiin. 

Palembang, Awal Safar 1442 H






Comments

Popular posts from this blog

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota B...

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  nam...