Skip to main content

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com
Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta.

Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA :

  • Simpang Mandiangin
  • Simpang Landbow
  • Simpang Tarok
Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh.

Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota Bukittinggi, Sedangkan Simpang Landbow adalah Simpang Tiga antara badan Jalan HAMKA dengan Jalan Syech Djamil Djambek menghubungkan ke SMA N 1, Pasar Bawah dan Pasar Lereng.


Di Jalan Hamka alamat-alamat instansi baik pemerintah maupun swasta,  juga pusat komersial maupun Pendidikan seperti kampus dan sekolah tidak seberapa banyak bahkan bisa dibilang langka. Namun ada beberapa alamat atau titik yang dikenal masyarakat Bukittinggi sebagai penanda bagian-bagian jalan ini, sekaligus menjadi icon penting Jalan HAMKA yaitu diantaranya :

  • Masjid Jami' Tarok ( berada di sekitar Simpang Tarok)
  • Kantor Kecamatan Guguk Panjang ( Tidak Jauh dari Masjid Jami' Tarok)
  • BPJS Kesehatan Cabang Bukittinggi (ada di wilayah kelurahan Tarok Dipo)
  • Dinas Petanian dan Tanaman Pangan SUMBAR (berada tidak jauh dari Simpang Mandiangin)
  • SMK Tehnik Muhammadiyah ( Dekat Kantor Kecamatan)
  • Toko Kue Elna  ( wilayah kelurahan Tarok Dipo)
  • RM SARASO ( tidak Jauh dari Simpang Landbow)
  • RM Mak Dang ( Di sekitar Simpang Tarok)

Walaupun tidak sepadat dan seramai jalan-jalan  lainnya yang ada di Kota Bukittinggi, namun menurut penulis pribadi jalan ini cukup penting dan strategis sekaligus mengesankan seolah ada daya magnet tersendiri seperti hal namanya HAMKA.




Comments

Popular posts from this blog

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  nam...

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...