Skip to main content

Negeri Tanpa Coet #2

Ternyata urusan membuat sambel dengan kreasi rasa, model, dan resepnya, serta mengupayakan tersaji dengan fresh itu memberikan suatu gambaran ilham agar tidak membiasakan dan membuadyakan cara instans dalam diri kita, keluarga kita, dan masyarakat kita. Karena yang serba instan itu akan menjadi candu atau zat adiktif yang bisa berefek jelek akhirnya.


Maka budaya kreatif dan melakukan upaya berproses itu jangan dihilangkan seperti mengulek yang merupakan warisan nenek moyang ini sangatlah bagus untuk dipertahankan. Karena tetep bagi saya yang hobby makan, (makan koq hobby..) ya selalu kangen dengan berbagai resep sambal sebagai pelangkap hidangan makan. 

Negeri tanpa coet ini memang dari realita yang saya temukan tapi bukan ingin menohok budaya dari komunitas tertentu, tapi lebih pada perlamabang yang saya rasakan dan saya rindui kebiasaan berproses yang harus kita dan bangsa ini miliki, karna bangsa ini terlanjur dimanjakan alam yang sangat kaya dan sangat bersahabat, musim yang hanya ada dua tidak menemukan iklim yang ekstrim justru kadang menina bobokan kita. maka jangan sampai kita berharap badai dan kepailitan harus datang dulu agar kita mau prihatin mau berproses mau bekerja. Semoga kita menjadi bangsa yang bersyukur bukan menjadi bangsa yan kufur nikmat sehingga Tuhan memberkahi tanah air ini.

Comments

Popular posts from this blog

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota B...

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  nam...