Skip to main content

MENDAKI 'MARAPI' MENAPAK TILAS LEGENDA MINANGKABAU


Merupakan kesempatan dan pengalaman berharga tentunya karena bisa kembali mendaki gunung yang merupakan salah satu hobby di masa muda sebelum berumahtangga tidak seperti kondisi saya sekarang ini.

Hampir berselang belasan tahun lamanya baru bisa merasakan kembali  petualangan mendaki , menapaki dan menatap keindahan pesona alam nan indah di atas puncak gunung. Alhamdulillah walau berangkat berdua bersama saudaraku Pambayan suami dari adik iparku  di Rabu malam (23/01/2013)  dengan berbekal pengalaman  masa hobby dulu dan kerinduan naik gunung kembali akhirnya sukses juga dengan memakan waktu  pendakian sekitar 8 jam dari pos awal atau pos registrasi pendakian.

Gunung yang didaki adalah gunung Marapi (Merapi) di Sumatra Barat yang berada di wilayah sebagian Kabupaten Agam dan sebagian Kabupaten Tanah datar, atau gunung yang menaungi Kota Bukitinggi dan Kota Padang Panjang , gunung ini memiliki ketinggian kurang lebih 2900 DPL, dan merupakan gunung berapi yang masih aktif.

Menariknya bagi saya selaku Sumando (sebutan menantu orang Minang) yang telah 4 tahun menjadi warga Sumatra Barat membaca bahwa gunung ini adalah legenda utama nya urang Minangkabau tentunya memiliki kebanggan tersendiri selaku Urang Sumando bisa mendaki Merapi seolah menapak tilas akan sejarah Tambo Alam Minangkabau (legenda sejarah Minangkabau).

Puncak merapi dalam legenda tambo adalah awal dari lahirnya Ranah Minangkabau utamanya adalah awal lahirnya Minang Darek (wilayah sekitar pegunungan merapi) dalam kisahnya nenek moyang orang Minang diyakini masih keturunan Iskandar Zulkarnaen dari Macedonia yg terdampar di Puncak Marapi saat berlayar karena banjir dan saat  air bah surut, nampaklah dibawah kaki gunung  yang disebut dengan Luhak nan Tigo (3 cekungan daratan) maka rombongan kapal yang terdampar itu mulai menuruni 3 wilayah itu, Luhak nan Tigo itu yang sekarang  kita kenal adalah Wilayah Kabupaten Tanah Datar (kota Batusangkar&Padangpanjang) sebagai Luhak nan Tuo, Wilayah Kabupaten Agam (Kota Bukittinggi) sebagai Luhak nan tengah, dan Kabupaten Limapuluhkota (Kota Payakumbuh) sebagai Luhak nan Bungsu.

Maka itulah cikal bakal lahirnya masyarakat Minangkabau yang memiliki adat istiadat budaya yang khas dan unik sejatinya Minangkabau adalah masyarakat pegunungan dimana Gunung Merapi menjadi Simbol Budayanya diinfokan dari orang tua dahulu bahwa  Rumah Gadang dalam kepercayaannya harus didirikan dengan menghadap ke Gunung Merapi.

➤ SITUS ZAKAT INFAQ SHODAQOH YG MEMUDAHKAN


monumen pendaki
Itu Puncaknya Puncak Merpati.

Comments

Popular posts from this blog

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota B...

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  nam...