Tahun baru hijriyah sudah sebulan berlalu tapi masih segar teringat tentang kabar duka di awal tahun Islam wafatnya Ustadz Insan Mokoginta Pakar Kristologi yang konsen dengan Dakwah Eksternalnya pada kaum kafir (non muslim) khususnya umat Nasrani. Ada rasa duka karena kehilangan dan juga rasa cemburu pada sosoknya yang menginspirasi. Cemburu kenapa? Karena beliau meninggalnya Husnul Khotimah.. faktanya memang begitu, mantan mualaf yang dikenal baik dan gigih berdakwah dalam menyampaikan kebenaran Islam masyaAllah wafat saat tukmaninah sholat sunah bakdiyah magrib di hari Jumat awal tahun Hijriyah di dalam Rumah Allah (Masjid). Kejadian yang membuat pikiran ini pantas untuk merenung serta tulus bertanya tanya dalam kalbu bisakah saya meninggal seperti itu? Bagaimana akhir hayatku apakah sama sedang dalam keadaan beribadah misalnya menghembuskan nafas terakhir saat sujud sholat, waktu sedang tilawah, ketika berpuasa, atau di tanah suci saat umroh dan haji. Bukankah kata Rasul seorang ak
Jernih Airnya Dapat Ikannya