Skip to main content

Ricauanku tentang waktu, ruang, dan harapan akan pergi serta pulang

" Pagi dingin menyimpan hujan semalaman. gemiriciknya masih mengusik, Jas hujan cabik, sepatu harus dibungkus plastik. Tapi tak masalah karena hari ini dan hujan adalah berkah. Alhamdulillah."

" Kokok ayam, kicau burung, lengguh sapi..senantiasa sertai pagiku yang alami dan kualami "

"Pergi dilepas harapan pulang dijemput kerinduan ternyata hidup itu menyenangkan.."

" Jika senja adalah kerinduan akan pulang, maka pagi adalah harapan akan cita-cita yg ditata menembus semesta."
Senja Menyepuh di langit Panampuang.


"Ada saat berhenti sejenak dalam hening tukmaninah ISHOMA."

" Aku senantiasa suka dan terlena pada tiga hal: saat senja, kenangan akan Jogja, dan segelas teh hangat tanpa gula. Semoga tak menjadi bahaya.."

"Setiap pagi adalah harapan lewati siang dengan kemenangan sehingga senjanya adalah bahagia dan malamnya kedamaian."

" Senja menyapa di meja kerja membawa pesan dan senampan kerinduan akan pulang."

" Ah pulang senantiasa menjadi kata kunci kerinduan, pada tatapan-tatapan yg melepas kepergian sekaligus yg menyambut kedatangan, akan rumah, halaman dan ruangan suatu wadah keharmonisan.
karena pulang adalah perlambang.. pada tempat, darimana awal berangkat.."

" Senja menjelang, bayang-bayang memanjang, burung Bangau terbang berombongan, Merapi Singgalang sungguh elok dipandang, dan Bukit Barisan diantara pelupuk awan. oh sayang ..semua pasti pulang."

"Senja menyapa di beranda, kusingkap gorden jendela, memberi tanda malam akan panjang bersama keluarga."

".Malam datang adalah waktu yang lapang.bercengkrama bersama keluarga, serta leluasanya waktu berdo'a."

(Ricauan diambil dari  Status FB dan Twit Pribadi Adin Sampurna antara 2013-2015)
http://adinjoel.blogspot.co.id/2015/09/ricauanku-tentang-waktu-ruang-serta.html
Inilah ruangku saat ini di ranah Minangkabau

Comments

Popular posts from this blog

Asal Muasalnya Daerah Ampek Angkek

Sebagai orang yang berdomisili di wilayah Ampek Angkek sekaligus peminat sejarah hehe... sehingga saya suka dihadapkan pada kepenasaran akan asal - usul suatu daerah. Dan seperti sudah menjadi kata kunci mendalami suatu sejarah daerah maka pertanyaan mendasarnya adalah kenapa nama daerah ini ampek angkek ? kenapa AGAM ? yuk kita temukan sejarahnya. Adapun sumber referensi sejarah Ampek Angkek ini saya dapati setelah menemukan buku diktat sejarah lapuk yang disusun oleh H. Azwar Dt. Mangiang di kamar kosong rumah mertua saat asik mengureh banyak buku-buku yang sekarang menjadi pelengkap Pustaka Pribadi Saya. Add caption B aiklah langsung kepada cerita sejarahnya  Berawal dari nagari lamo Pariangan  di wilayah Tanah Datar sang datuk Suri Dirajo melihat wilayahnya semakin berkembang dan makmur dipanggilah empat orang pemuka masyarakat di Pariangan tersebut yaitu antaranya ; Si Agam , Si Basa , Si Api dan Si Endah dengan maksud menyuruh ke empat orang pemuka na...

Jalan HAMKA Bukittinggi

masjid jami tarok sumber foto www.panoramio.com Jalan Prof DR Hamka atau lebih dikenal dengan Jalan HAMKA di Kota Bukittinggi ini panjangnya hanya kurang lebih 2 KM saja, dimana ujung pangkal jalannya bersambung dengan dua jalan utama lainnya, ujungnya bertemu jalan Sutan Syahrir dan di pangkalnya bermuara di Jalan Soekarno Hatta. Dari persimpangan jalannya, setidaknya ada 3 Simpang utama yang strategis dan terkenal yang merupakan bagian dari jalan HAMKA : Simpang Mandiangin Simpang Landbow Simpang Tarok Simpang Mandiangin Pangkal jalan yg bermuara dengan jalan Soekarno Hatta adalah Simpang 4 dimana menghubungkan ke Pasar Bawah dan Pasar Banto, ke Mandiangin sendiri atau ke arah Gulai Bancah menuju Kantor Walikota dan satunya ke arah Tanjung Alam yang  merupakan jalur utama ke Kota Payakumbuh. Simpang Tarok adalah ujung jalan HAMKA yang bertemu Jl. Sutan Syahrir membentuk Simpang Tiga yang menghubungkan ke Pasar Aur Kuning dan ke Lapangan Kantin menuju Pusat Kota B...

Legenda Wilanagara

Tugu Gerbang Puser Dayeuh. ( sumber foto:Asep Sudiana ) Wilanagara adalah sebuah nama desa yang terletak di timur kawasan Jawa Barat, atau tepatnya desa yang berada di wilayah pemerintahan kecamatan Luragung kabupaten Kuningan. Membahas sebuah tempat ada yang menarik biasanya adalah mengenai asal-usul namanya, yang biasanya berlatar belakang sejarah legenda atau mitos dari cerita orangtua dahulu yang terkadang dihubung-hubungkan supaya terdengar nyambung tak jauh dari namanya yang kadang secara ilmiah dari fakta sejarahnya tidak ada hubungannya, namun walau begitu legenda merupakan hasil budaya yang perlu juga untuk diapresiasi karena sebetulnya sarat  pesan dan symbol untuk memberi motivasi dan warna hidup suatu masyarakat atau  setidaknya bisa jadi dongeng untuk " ngabobodo anu Cengeng " istilah Sundanya. begitupun dengan nama Wilanagara bagaimana sejarahnya seperti apa asal-usulnya?  Asal-usul Wilanagara menurut beberapa Sumber bahwa dahulu  nam...