Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Misteri Batu Buyut Caringin di alun-alun desa

Pohon itu tumbuh di tengah alun-alun desa. Besar, kokoh, tinggi dan menjulang rindang, saat itu aku belum sekolah kira-kira seusia taman kanak-kanak karena memang aku tidak mengenyam bangku TK alias langsung SD. Rumahku yang tidak jauh dari alun-alun desa memungkinkan aku sering bermain di sekitaran alun-alun desa itu sekedar memungut buah beringin yang kecil-kecil dan masak, atau naik pada batang beasarnya yang membentuk celah luas seperti goa pada percabangan dahan utamanya rasanya dulu rongga celah tu cukup luas untuk dimasuki aku yang masih anak-anak. Dan dulu di antara akar-akarnya yang menonjol keluar di bawah batang besarnya ada sebuah   Batu Buyut  yang merupakan batu arca peninggalan nenek moyang (disinyalir merupakan peninggalan jaman polenesia atau megalitik ) batu yg dipahat berbentuk arca pemujaan yang bentuknya menyerupai sosok manusia yang samar, Dahulu jika kami mau melangkahi atau menginjaknya sebagai tumpuan untuk memanjat ke dalam celah rongga percabangan da

Metode menghafal Al-Qur’an yang layak Anda coba

Anda mungkin seperti saya yang sedang punya hasrat untuk menghafal Al-Qur’an, walau tentu banyak anda rasakan dan temukan kendala dan masalahnya tersendiri, seperti hapalan bertambah namun karena semangat mengejar target tapi jarang mengulang (murojaah) akhirnya hapalan menjadi cepat ingat namun cepat juga hilangnya. Kira -kira apa sih metode yang anda pakai? sebenarnya begitu banyak metode dalam menghapal dan kita harus yakin bahwa semua metode menghapal Al-Qur'an itu bagus semua dan bisa saling melengkapi jadi apapun metode yang sedang anda pakai tetap teruskan saja. Namun boleh juga untuk mwncoba menggabungkan dengan metode yang satu ini yaitu "Metode Menghapal Al-Qur'an dengan Gerakan" atau di istilahkan oleh penemu metodenya Ustadz Bobby Herwibowo, Lc dengan istilah " Menghapal Al-Qur'an Semudah Tersenyum"  Apa yang membuat metode hafalan ini menarik? Akan melibatkan banyak indra Anda dalam menghapal Seperti unsur kinesteti

LAPORAN PERJALANAN EKSPEDISI QURBAN 1435 H

Kuantar Hewan Qurban ke Pelosok Nagari: “ Upaya Membangun Loyalitas Keimanan, Kesabaran , Serta Kepedulian Umat” Alhamdulillah tentunya yang pertama dan utama sekali kami mengucapakan puji syukur kepada  Allah  SWT, atas sukses dan lancarnya pelaksanaan event tahunan SQN ( Sebar Qurban Nusantara) PKPU Cabang Bukittinggi di tahun 1435 H / 2014 M ini secara keseluruhan dari mulai persiapan hingga eksekusi penyembelihan, dan tentunya tidak lupa juga  mengucapkan banyak trimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan bermitra dalam mendukung kelancaran program –program PKPU khususnya Program  Sebar Qurban Nusantara. Ada yang menarik dengan Hari Raya Qurban di tahun 1435 H/2014 M ini, dimana terjadi perbedaan hari raya, sebagian umat muslim indonesia  ada yang merayakan pada hari Sabtu tanggal 4 Oktober dan sebagiannya  sesuai penetapan pemerintah merayakannya  pada hari Minggu 5 Oktober, hal ini tentunya harus disikapi dengan bijak dalam up

Ricauanku tentang waktu, ruang, dan harapan akan pergi serta pulang

" Pagi dingin menyimpan hujan semalaman. gemiriciknya masih mengusik, Jas hujan cabik, sepatu harus dibungkus plastik. Tapi tak masalah karena hari ini dan hujan adalah berkah. Alhamdulillah." " Kokok ayam, kicau burung, lengguh sapi..senantiasa sertai pagiku yang alami dan kualami " "Pergi dilepas harapan pulang dijemput kerinduan ternyata hidup itu menyenangkan.." " Jika senja adalah kerinduan akan pulang, maka pagi adalah harapan akan cita-cita yg ditata menembus semesta." Senja Menyepuh di langit Panampuang. "Ada saat berhenti sejenak dalam hening tukmaninah ISHOMA." " Aku senantiasa suka dan terlena pada tiga hal: saat senja, kenangan akan Jogja, dan segelas teh hangat tanpa gula. Semoga tak menjadi bahaya.." "Setiap pagi adalah harapan lewati siang dengan kemenangan sehingga senjanya adalah bahagia dan malamnya kedamaian." " Senja menyapa di meja kerja membawa pesan dan sen

Usman Effendi Si Umar Bakri dari Desa Wilanagara

Usman Muda dalam seragam Kepanduan Nama asli pemberian orangtuanya adalah Usman Effendi Wilanagara , namun nama belakangnya ditanggalkan oleh si empunya nama dengan alasan terlalu panjang adapun kata 'Wilanagara' sendiri merupakan nama desa tempat kelahirannya. Di kampungya saat mudanya lebih dikenal dengan panggilan Ma Emon atau Mang Emon , sekarang setelah sepuh orang di kampungnya memanggilnya Abah Emon atau Abah Haji sebutan yang lumrah bagi seseorang yang telah berhaji.   Emon adalah nama etnik Sunda  karena kebiasaan dialek Sunda yang lumrah biasanya menyebut nama seperti  Ahmad bisa bergeser menjadi Emod , atau Sanusi menjadi Uci , maka Usman pun akan bergeser menjadi Emon. Usman atau Emon kecil terlahir sebagai anak priyayi desa, bapaknya merupakan kepala desa  pertama jaman kemerdekaan dan kepala desa saat itu cenderung menjadi jabatan yang turun temurun dari semenjak bapak moyangnya, Usman sendiri merupakan anak laki-laki yang pertama dari tiga bela